Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KEREN! Ini Pesona Bukit Jempol Lahat, Bentuk Aneh Beda Dengan Bukit Lainya dan Mitosnya

KLIKREMEY - Kabupaten lahat menyimpan potensi wisata yang luar biasa salah satunya, Bukit Serelo atau yang lebih dikenal dengan Gunung Jempol atau ada juga yang memberi nama Bukit Tunjuk.


Karena bentuknya mirip acungan jempol Bukit Serelo disebut juga Gunung Jempol bahkan masyarakat lahat juga mengenalnya dengan sebutan Bukit Tunjuk.

Lonon dahulu pucak bukit Serelo lebih tinggi dari sekarang bentuknya memang unik seperti sedang menunjuk ke langit.

Bukit Serelo atau yang lebih dikenal dengan Gunung Jempol atau ada juga yang memberi nama Bukit Telunjuk.

Berada sekitar 900 meter di atas permukaan laut terletak di Desa Perangai, Kecamatan Merapi Selatan, Kabupaten Lahat, Sumatra Selatan.

Berjarak 276 km dari Palembang. Bukit Salero merupakan salah satu landmark dan kebanggaan masyarakat Lahat.

Warga setempat biasa menyebutnya Bukit Tunjuk karena bentuk puncaknya yang mirip dengan telunjuk yang mencuat ke langit.

Kalau diperhatikan dengan baik, bentuknya memang unik karena seperti sedang menunjuk ke langit.

Masyarakat setempat pun percaya bahwa bukit tersebut mengingatkan manusia bahwa masih ada Tuhan yang posisinya lebih tinggi sehingga kita pun harus tetap membumi.

Pesona bukit yang begitu menakjubkan membuat banyak pendaki dari luar daerah yang penasaran ingin menyaksikan bentuknya yang asli dari dekat.

Disekitar bukit yang merupakan salah satu bagian dari bukit barisan ini dikelilingi oleh sungai lematang yang jernih sehingga membuat pemandangan disekitar bukit semakin mempesona.
Bagian bawah bukit inipun kerap dijadikan tempat berkemah ataupun untuk rekreasi.

Sebagai catatan butuh ekstra kehati-hatian jika ingin camping diatas bukit ini, karena angin yang menerpa bukit ini cukup kuat sehingga mampu menerbangkan tenda, belum lagi disertai hawa yang cukup dingin.

Untuk menikmati panorama yang indah dari atas bukit ini bukanlah merupakan suatu perkara yang mudah, hal ini dikarenakan selain jarak pendakiannya yang cukup jauh, licin serta terjal dimana sudut pendakiannya bisa mencapai hingga 75 derajat.

Selain itu Bukit Serelo merupakan bukit bebatuan yang hanya ditumbuhi oleh semak-semak mirip seperti ilalang. Di sekitar lereng bukit ini terdapat sumber mata air jernih (185 m).

Selain itu juga terdapat sebuah pemandangan yang indah berupa koleksi bebatuan grfitti yang halus (540 m) yang terletak dibagian bawah tebing puncak.

Di daerah ini juga terdapat Sekolah Gajah Perangai yang berlokasi di kaki Bukit Serelo.

Sekolah ini merupakan tempat dilatihnya gajah-gajah agar menjadi jinak sehingga dapat digunakan untuk mempermudah pekerjaan-pekerjaan terutama yang membutuhkan tenaga yang cukup besar, seperti mengangkut benda-benda yang sulit diangkat manusia sendirian.

Paling tidak ada sekitar 40 ekor gajah sudah dijinakkan di tempat ini.

Namun belum semua gajah bisa melakukan atraksi dan berinteraksi dengan pengunjung.

Anda bisa memanfaatkan kesempatan berfoto bersama gajah-gajah tersebut atau kita juga bisa jalan-jalan menikmati pemandangan alam dengan naik gajah.

Di area seluas 210 hektar ini Anda juga bisa menambah pengetahuan karena ada beberapa flora dan fauna asli Indonesia disini.

Misalnya puspa (Schima walichii), sungkai (Peronema canesem) dan jenis-jenis lain yang tumbuh pada hutan sekunder.

Sedangkan jenis fauna yang hidup di Bukit Serelo adalah kera ekor panjang (Macaca fascicularis), cengkok (Macaca sp.), kancil (Trangulu sp.), rusa (Cervus sp.), kijang (Muntiacus muncak), babi rusa (Sus sp.) dan berbagai jenis burung serta ayam hutan.
Bila malam tiba, dari atas Bukit Serelo Anda dapat menyaksikan gemerlap lampu rumah warga layaknya gugusan bintang yang bertaburan di bumi.

Dan hal lain yang sangat istimewa yang dapat dilakukan oleh Anda adalah menanti detik-detik munculnya matahari.

Kilatan sinar matahari yang begitu hangat di pagi hari dengan warnanya yang keemasan serta tampilan background berwarna hijau dari pepohonan serta bukit-bukit lain seperti Bukit Kelingking, Bukit Perawan, dan Bukit Tikus menjadikan foto dalam bingkai terlihat begitu eksotis.

Bahkan kalau cuaca sedang cerah, jarak pandangnya main jauh hingga bisa menyaksikan Sungai Lematang yang mengular membelah Kabupaten Lahat.

Mitos Bukit Jempol

Banyak negeri-negeri lain yang menginginkan Semenanjung Melayu masuk dalam wilayah kekuasaannya, mengingat wilayah Semenanjung Melayu merupakan tempat yang sangat strategis bagi jalur perdagangan antara barat dan timur.

Namun apa daya, angkatan perang kerajaan Sriwijaya sangat kuat dan susah ditaklukkan kala itu.

Apalagi Raden Sri Pakunalang sebagai Panglima Tertinggi pada masa Ratu Dewayani dan Raja Cudamaniwarnadewa berkuasa sangat ahli akan stategis perang

Panglima Jairo menceritakan pada Parameswara, bahwa kini telah diangkat raja baru yang bergelar Raja Sri Sanggramawijayatunggawarman.

Tapi sayangnya, raja yang satu ini hanyalah sebagai boneka.

Dan kendali pemerintahan di pegang sepenuhnya oleh para menteri.

Hati Parameswara terasa perih mendengar cerita dari Panglima Jairo yang baru saja diangkat sebagai Panglima Tertinggi menggantikan Raden Sri Pakunalang yang mengikuti jejak gurunya (Wali Putih) melanglang buana menyebarkan ajaran-ajaran Islam.

Tiba-tiba Panglima Jairo bersujud sambil menitikkan air mata. Dia berkata; “Maafkan diriku Tuan Raja. Bagiku Tuan masih rajaku, Raja Sriwijaya.â€

“Panglima Jairo….Tinggallah dulu disini beberapa hari sambil memikirkan langkah selanjutnya.â€

“Baiklah Tuan Raja.†Ucap Panglima Jairo.

“Muridku….tundalah dulu niatmu ke Baghdad untuk berguru pada saudaraku.

Saranku, pergilah ke Semenanjung Melayu.

Tepatnya wilayah yang terdapat penyempitan selat dan tumbuh pepohonan yang disebut oleh penduduk setempat dengan sebutan Malaka.

Agama Allah telah masuk disana, Insya Allah kau akan berhasil.â€*