Kesaktian Si Pahit Lidah, Kutuk Pengantin Jadi Batu di Sumsel
Salah satu legenda yang cukup terkenal dari Sumatera Selatan ini adalah, cerita Si Pahit Lidah.
Dimana, Si Pahit Lidah ini, memiliki kesaktian yang tidak terkalahkan.
Dimana, setiap apapun yang diucapkannya, akan menjadi sebuah kenyataan.
Siapakah Si Pahit Lidah ini? Dimana banyak versi yang menceritakan legenda yang tidak hanya diakui berasal dari Sumatera Selatan saja.
Desa Bukit Batu di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan memiliki destinasi wisata arkeologi dengan legenda yang memukau. Datang dan dengarkan sendiri kisah kutukan Si Pahit Lidah.
Di Sumatera Selatan, sangat dikenal legenda Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat, dua tokoh sakti dari masa lalu. Khusus kesaktian Si Pahit Lidah, ya
kni dia mampu menyumpah apa pun menjadi batu, termasuk manusia.
Legenda ini muncul lantaran di Sumatera Selatan banyak sekali ditemukan batu andesit berwujud manusia atau hewan.
Benda-benda ini dalam versi arkeologi, merupakan artefak hasil dari kebudayaan Dataran Tinggi Bukit Barisan Pasemah yang tumbuh sekitar 2.000 tahun SM.
Terlepas soal itu, legenda tentang kesaktian Si Pahit Lidah tetap tumbuh di masyarakat di Sumatera Selatan hingga saat ini.
Salah satu hasil dari legenda itu yakni objek wisata Bukit Batu atau Batu Gajah di Desa Bukit Batu, Kecamatan Panglan Lampam, Kabupaten OKI.
"Lokasi ini sangat dijaga masyarakat, sebab masyarakat percaya jika lokasi itu dirusakan akan membawa malapetaka.
Jelas sekali Bukit Batu merupakan wisata sejarah dengan background legenda yang memukau," kata Asisten II Pemkab OKI, Edward Candra, dikutip dari berbagai sumber.
Konon kisahnya, Si Pahit Lidah yang juga dikenal dengan nama Serunting Sakti, berkunjung ke wilayah Pampangan dan Tulung Selapan dari seberang lebak atau rawa yang luas.
Si Pahit Lidah mendengar ramai masyarakat yang sedang melaksanakan pesta perkawinan.
Dia pun berniat buat melihat atau datang ke acara perkawinan tersebut, tetapi dia tidak memiliki perahu.
Dia pun berulang kali memanggil warga dan hewan yang ada diseberang agar dapat menyeberangkannya.
Tapi tidak ada yang menggubrisnya. Di puncak kekesalannya Si Pahit Lidah menyumpah apa yang ada diseberang, baik tengah berjalan maupaun tidak berjalan, menjadi batu.
Maka jadilah semua yang ada di wilayah itu menjadi batu, seperti gajah, lesung, pengantin, payung, dan lainnya.
Sampai saat ini, hasil sumpah Si Pahit Lidah ini tetap ada di Desa Bukit Batu, seperti batu lesung, batu pengantin, batu gajah.
Jarak lokasi Bukit Batu dengan Kota Palembang sekitar 70 kilometer, atau perjalanan sekitar 1,5 jam.
Ke lokasi selain dapat menggunakan kendaraan pribadi juga bisa memakai kendaraan umum berupa bus, biayanya sekitar Rp 150 ribu per orang untuk pulang-pergi.*